BSIP BERKARYA: PENJAJAGAN OPTIMALISASI SLAG FURNACE SEBAGAI SUMBER HARA TANAMAN
Senin (25/03/2024), Dr. Ladiyani Retno Widowati, M.Sc, Kepala BPSI Tanah dan Pupuk didampingi Ketua Tim Kerja Program Evaluasi dan Penyebarluasan Hasil Standardisasi Dr. Adha Fatmah Siregar beserta Analis Standardisasi Dinihari Indah Kusumawati, M. Biotech menerima kunjungan perwakilan dari PT Krakatau POSCO, Bapak Rendy dan Ibu Kemala Indriani dalam rangka penjajagan optimalisasi slag furnace sebagai sumber hara tanaman dan penyusunan standarisasinya. PT Krakatau POSCO merupakan perusahaan joint venture antara POSCO dari Korea Selatan dengan PT Krakatau Steel (Indonesia) yang berada di Cilegon, Banten. PT Krakatau POSCO mengolah peleburan biji besi menjadi baja dengan menggunakan teknologi Blast Furnace yang pertama di Indonesia.
Proses peleburan biji besi menjadi lempengan baja melalui beberapa tahapan dengan hasil samping beberapa jenis slag seperti GBFS, air cooled slag, steel making slag dan bentuk lainnya yang mencapai antara 50-70% dari total proses produksi. Dari proses produksi baja PT Krakatau POSCO sebanyak 3 juta ton per tahun menghasilkan hasil samping berupa limbah sebanyak 1,7 juta ton yang didominasi jenis BF slag dengan kandungan dominan FeO2 , CaO2 serta silika. Slag hasil samping proses peleburan biji besi telah dikeluarkan dari kelompok limbah B3, sehingga memiliki potensi besar digunakan sebagai pupuk dengan kandungan utama Kalsium (Ca) dan Silika (Si). Hingga saat ini belum ada regulasi terkait pemanfaatan dan syarat penggunaan slag sebagai sumber hara (pupuk) di Indonesia namun Korea Selatan telah memanfaatkannya sebagai sumber hara sejak tahun 1965.
Melihat potensi ini maka pihak PT Krakatau POSCO melakukan penjajagan kolaborasi dengan BPSI Tanah dan Pupuk dalam rangka optimalisasi pemanfaatan slag furnace sebagai sumber hara dan penyusunan standarnya. Diharapkan dengan kolaborasi ini, pemanfaatan slag furnace ini akan dapat berperan dalam peningkatan produktivitas tanah dan tanaman. (DIK, AFS, Mtm, M.Is).